Here's the pics, anyway.
Beberapa minggu yang lalu Jakarta selalu dilindungi oleh awan-awan kelabu yang terkadang memunculkan pemandangan langit yang unik. Terutama ketika gue berada di gedung tertinggi di UNJ, horison langit terlihat begitu cantik. Alhamdulillah keadaan itu selalu pas saat gue membawa kamera huehe.
Here's the pics, anyway.
Here's the pics, anyway.
Jadi ceritanya suatu hari kelas gue dan teman-teman lainnya mendapatkan jadwal di mana kami harus kuliah seharian dari pagi ampe sore. Suatu sore di koridor kampus, kami sedang duduk bersandar dan mengobroli sesuatu. Si super Kodok tibatiba aja ngeluarin bedak dari tasnya dan mengeluarkan isinya sehingga terbentuklah asap-asap buatan yang eksotis. Kemudian kami memiliki ide untuk membuat sesuatu.
Mau tau apaan? Nonton aja nih.
Daaaan spesial behind the scene!
Tepatnya pada tanggal 17 Oktober lalu, gue dan teman-teman Bengsas ngisi acara di Malam Sastra 3. Membawakan dramatisasi puisi dari W.S. Rendra berjudul Balada Terbunuhnya Atmo Karpo. Hasil latihan pas H-1 itu cukup sukses walau ada yang salah-salah hehehe. Terus, setelah tampil, gue sama Mia nonton dah tuh Malam Sastra 3 ampe malem banget.
Oh iya, Malam Sastra apaan, sih?
Malam Sastra itu acaranya jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNJ yang diadakan tiap tahun di DPR (Di bawah Pohon Rindang) depan pendopo Puri Lingua, dan diselenggarakan oleh komunitas Tembok Sastra. Tahun ini Malam Sastra udah diadakan yang ke-3 kalinya, nih. Tahun lalu, sama kayak tahun ini, gue ga nonton dari awal. Kalo tahun lalu sih karena mau latihan Bengsas dulu. Kalo tahun ini emang harus latihan dulu buat tampil. Gokil bro koreonya baru dibikin beberapa menit sebelum tampil hahaha.
Isi acaranya macem-macem. Siapa aja, dari kalangan atau jurusan mana aja boleh tampil apa aja. Dari baca puisi, musikalisasi puisi, baca cerpen, akustikan, nyanyi-nyanyi, atau kayak Bengsas tadi tuh, dramatisasi puisi. Pokoknya seru, deh! Kalo sebelum-sebelumnya kamu gak daftar untuk tampil, terus tibatiba hati kamu tergerak kepengen baca puisi buat seseorang yang kamu kagumi di panggung Malam Sastra, kamu boleh tuh minta sama panitianya buat tampil. Nanti pasti disediain waktu buat kamu tampil. Seru, kan?
Dibandingkan tahun lalu, menurut gue Malam Sastra 3 ini paling seru dan rame. Karena isinya ga melulu baca puisi, hari itu ada komunitas JBSInema juga, lho, yang menyuguhkan film pendek produksi mereka. Keren banget! Terus, ada teman-teman dari kampus lain (gue lupa nama kampusnya maafin aku khilap) yang dateng buat ngeramein acara ini.
Ga hanya dari JBSI, ada dari jurusan Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Pokoknya, mantap lah Malam Sastra 3! :D
Oh iya, Malam Sastra apaan, sih?
Malam Sastra itu acaranya jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNJ yang diadakan tiap tahun di DPR (Di bawah Pohon Rindang) depan pendopo Puri Lingua, dan diselenggarakan oleh komunitas Tembok Sastra. Tahun ini Malam Sastra udah diadakan yang ke-3 kalinya, nih. Tahun lalu, sama kayak tahun ini, gue ga nonton dari awal. Kalo tahun lalu sih karena mau latihan Bengsas dulu. Kalo tahun ini emang harus latihan dulu buat tampil. Gokil bro koreonya baru dibikin beberapa menit sebelum tampil hahaha.
Isi acaranya macem-macem. Siapa aja, dari kalangan atau jurusan mana aja boleh tampil apa aja. Dari baca puisi, musikalisasi puisi, baca cerpen, akustikan, nyanyi-nyanyi, atau kayak Bengsas tadi tuh, dramatisasi puisi. Pokoknya seru, deh! Kalo sebelum-sebelumnya kamu gak daftar untuk tampil, terus tibatiba hati kamu tergerak kepengen baca puisi buat seseorang yang kamu kagumi di panggung Malam Sastra, kamu boleh tuh minta sama panitianya buat tampil. Nanti pasti disediain waktu buat kamu tampil. Seru, kan?
Ga hanya dari JBSI, ada dari jurusan Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Pokoknya, mantap lah Malam Sastra 3! :D
Kali ini si Kodok yang kepengen foto levitasi, dan dia memiliki ide-ide yang cemerlang buat konsep fotonya. Gue sih.. cuman motret aja hehehe. Terima kasih, Kodok! :D
Gimana gimana gimana? Huahehuahe.
Gimana gimana gimana? Huahehuahe.
Asalamualaikum!
Jadi ceritanya waktu hari sabtu kemarin gue udah janjian ama Syifa untuk nonton pementasan perdananya Teater Niyaniya di Gedung Pertunjukkan Bulungan, membawakan naskah berjudul HARUKA karya Rizky Aurelia Dehars. Dengan tagline "orang jahat lebih baik mati" membawa aura thriller dalam pementasan ini.
Berlokasi di Bulungan, yang seharusnya gue bisa turun di halte TJ Masjid Agung malah jadinya turun di Blok M karena halte Masjid Agung-nya ditutup. Masalahnya adalah: gue ga hapal denah terminal Blok M, dan gatau jalan menuju Bulungan. Bermodalkan arahan abang gorengan dan Google Maps akhirnya gue sampe di Blok M Plaza. Yes, gue ga langsung ke Bulungan karena pementasan dimulai jam 2 siang sedangkan pas sampe sana masih jam 11.30 am.
Setelah puas muter-muter Blok M Plaza (dan menyempatkan diri untuk makan siang di Gokkana Teppan, solat zuhur, dan beli lipstick Wardah Matte nomor 9---gincu abis men warnanya uhuy) sampe kaki gue lecet-lecet (karena sepatunya gak nyaman, aku kangen pake Converse hix), akhirnya kami berjalan kembali menuju Gedung Pertunjukkan Bulungan.
Jadi ceritanya waktu hari sabtu kemarin gue udah janjian ama Syifa untuk nonton pementasan perdananya Teater Niyaniya di Gedung Pertunjukkan Bulungan, membawakan naskah berjudul HARUKA karya Rizky Aurelia Dehars. Dengan tagline "orang jahat lebih baik mati" membawa aura thriller dalam pementasan ini.
Berlokasi di Bulungan, yang seharusnya gue bisa turun di halte TJ Masjid Agung malah jadinya turun di Blok M karena halte Masjid Agung-nya ditutup. Masalahnya adalah: gue ga hapal denah terminal Blok M, dan gatau jalan menuju Bulungan. Bermodalkan arahan abang gorengan dan Google Maps akhirnya gue sampe di Blok M Plaza. Yes, gue ga langsung ke Bulungan karena pementasan dimulai jam 2 siang sedangkan pas sampe sana masih jam 11.30 am.
Setelah puas muter-muter Blok M Plaza (dan menyempatkan diri untuk makan siang di Gokkana Teppan, solat zuhur, dan beli lipstick Wardah Matte nomor 9---gincu abis men warnanya uhuy) sampe kaki gue lecet-lecet (karena sepatunya gak nyaman, aku kangen pake Converse hix), akhirnya kami berjalan kembali menuju Gedung Pertunjukkan Bulungan.
Percobaan levitasi yang kemaren-kemaren lebih terlihat fail karena si model belum tau apa itu levitasi. Setelah melihat postingan yang kemarin, mereka jadi sedikit lebih mengerti. Hanya saja guenya salah milih shutter speed jadinya agak-agak nge-blur gitu. Tapi yang kali ini menurut gue udah lebih baik dari yang kemarin. Kapan-kapan pengen levitasi di tempat-tempat seru, ah. Biar makin berkonsep gitu hehehe. Minta komentar kalian dong, aku masih pemula, nih :3
Models: Mega Yuriska Mabella and Hutmiati.
Location: IDB II UNJ lantai 10.
Lens: 11-16 mm f 2.8
Models: Mega Yuriska Mabella and Hutmiati.
Location: IDB II UNJ lantai 10.
Lens: 11-16 mm f 2.8
Apaan tuh Open House Bengkel Sastra Jakarta??
Open House kali ini diadakan dalam rangka menyambut para mahasiswa baru yang ingin mengenal lebih dekat dengan Bengsas. Diadakan pada Kamis, 11 September 2014 lalu di Teater Terbuka UNJ, acara Open House makin meriah karena didatangi oleh banyak mahasiswa baru dari berbagai jurusan.
Rangkaian acaranya sendiri diawali dengan ritual Bengsas setiap mau mulai latihan: kami bergandengan tangan dengan erat sambil berdoa, lalu kami meneriakkan yel yang akan menambah semangat kami untuk latihan. Yang bikin terharu, hari itu lingkarannya besar sekali :')
Setelah itu kami memperkenalkan diri satu persatu, dan ada sambutan dari pembina kami juga, lho! Yep, bunda Helvy Tiana Rosa yang juga dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ini meluangkan waktunya untuk hadir di acara Open House Bengkel Sastra Jakarta.
Terussss ada latihan keaktoran juga loh! Ada kakak Sumihar Deny Tampubolon selaku ketua Bengsas saat ini yang memimpin latihan. Kami disuruh merapatkan lingkaran dan meneriakkan nama seseorang yang kita sukai (harus lawan jenis. Kalo homo bukan urusan gue lol) bareng-bareng. Hahaha latihan yang paling seru. Waktu pertama kali gue melakukan itu, gue disuruh meneriakkan nama orang yang gue sukai SENDIRIAN. Untung orangnya bukan di UNJ HEHEHEHE.
Selepas solat magrib, kami langsung berkumpul dan berbincang tentang Bengsas lebih dalam. Seru banget, deh, pokoknya! Nyesel yang ga dateng.
Anyway, here's the pics.
Open House kali ini diadakan dalam rangka menyambut para mahasiswa baru yang ingin mengenal lebih dekat dengan Bengsas. Diadakan pada Kamis, 11 September 2014 lalu di Teater Terbuka UNJ, acara Open House makin meriah karena didatangi oleh banyak mahasiswa baru dari berbagai jurusan.
Rangkaian acaranya sendiri diawali dengan ritual Bengsas setiap mau mulai latihan: kami bergandengan tangan dengan erat sambil berdoa, lalu kami meneriakkan yel yang akan menambah semangat kami untuk latihan. Yang bikin terharu, hari itu lingkarannya besar sekali :')
Setelah itu kami memperkenalkan diri satu persatu, dan ada sambutan dari pembina kami juga, lho! Yep, bunda Helvy Tiana Rosa yang juga dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia ini meluangkan waktunya untuk hadir di acara Open House Bengkel Sastra Jakarta.
Terussss ada latihan keaktoran juga loh! Ada kakak Sumihar Deny Tampubolon selaku ketua Bengsas saat ini yang memimpin latihan. Kami disuruh merapatkan lingkaran dan meneriakkan nama seseorang yang kita sukai (harus lawan jenis. Kalo homo bukan urusan gue lol) bareng-bareng. Hahaha latihan yang paling seru. Waktu pertama kali gue melakukan itu, gue disuruh meneriakkan nama orang yang gue sukai SENDIRIAN. Untung orangnya bukan di UNJ HEHEHEHE.
Selepas solat magrib, kami langsung berkumpul dan berbincang tentang Bengsas lebih dalam. Seru banget, deh, pokoknya! Nyesel yang ga dateng.
Anyway, here's the pics.
Memasuki semester 3, ketua jurusan telah diganti dengan yang lain, dan beliau mengubah sistem jadwal perkuliahan yang menjadi semakin padat. Ditambah, banyak dosen-dosen yang jadi nyebelin. Plus-nya, dosen-dosen itu jadi rajin sekali masuk. Biasanya hari pertama kuliah banyak dosen yang ga masuk karena paling basa-basi kenalan gitu. Sekarang, baru masuk aja udah dikasih tau tugas-tugasnya apa. Langsung masuk materi pula. Otak gue yang selama liburan hanya melakukan kegiatan tidur-makan-baca-mandi-denger musik-ngeblog-tidur mengalami keterkejutan *YAILAH. Kaget, tau-tau masuk materi, ditanyain segala sesuatu yang dipelajari di semester lalu, yang tentu saja gue udah lupa. Nama temen aja gue kadang suka lupa, apalagi materi hehehe.
Seminggu ini jadi seminggu yang berat buat gue karena harus menghadapi perkuliahan yang rata-rata kurang menyenangkan, tidak seperti biasanya. Gue jadi sering ngambek, bete, pusing, ngantuk, dan segala bentuk emosi negatif lainnya.
Melihat jadwal kuliah yang padat, gue memutuskan untuk tidak ikut proses Bengsas selanjutnya, yakni dalam rangka penutupan tahun 2014. Sangat disayangkan, memang. Tapi gue tetep mendoakan Bengsas bisa tampil oke pas pentas nanti.
Udah, postingan kali ini kepengen curhat ajah. Semoga Allah selalu mempermudah gue (dan kamu tentunya) dalam menghadapi perkuliahan semester ini, aamiin.
Eitz, bukan Magellanictivity namanya kalo postingan tanpa foto. Nih gue kasih foto kucing gue, namanya Messi, dipanggil Eci. Percobaan iseng-iseng waktu dia nongkrong di depan jendela kamar abang gue. Udah lama, sih, fotonya. Soalnya gue udah upload di akun Instagram gue. Anyway follow Instagram gue, yes, buat liat-liat foto hasil jepretan gue hahaha.
Salam dari Eci!
Seminggu ini jadi seminggu yang berat buat gue karena harus menghadapi perkuliahan yang rata-rata kurang menyenangkan, tidak seperti biasanya. Gue jadi sering ngambek, bete, pusing, ngantuk, dan segala bentuk emosi negatif lainnya.
Melihat jadwal kuliah yang padat, gue memutuskan untuk tidak ikut proses Bengsas selanjutnya, yakni dalam rangka penutupan tahun 2014. Sangat disayangkan, memang. Tapi gue tetep mendoakan Bengsas bisa tampil oke pas pentas nanti.
Udah, postingan kali ini kepengen curhat ajah. Semoga Allah selalu mempermudah gue (dan kamu tentunya) dalam menghadapi perkuliahan semester ini, aamiin.
Eitz, bukan Magellanictivity namanya kalo postingan tanpa foto. Nih gue kasih foto kucing gue, namanya Messi, dipanggil Eci. Percobaan iseng-iseng waktu dia nongkrong di depan jendela kamar abang gue. Udah lama, sih, fotonya. Soalnya gue udah upload di akun Instagram gue. Anyway follow Instagram gue, yes, buat liat-liat foto hasil jepretan gue hahaha.
Salam dari Eci!
Seperti postingan gue sebelumnya, tentang gue latihan bareng sama anak-anak Bengkel Sastra Jakarta, untuk persiapan tampil di MPA Fakultas Bahasa dan Seni UNJ 2014 Senin lalu. MPA itu semacam ospek gitu, deh, kalo kalian pada nggak tau.
Hari itu Bengsas nampilin dramatisasi puisi berjudul Tanah Air Mata karya Sutardji Calzoum Bachri, yang diawali dengan adegan openingnya Alogo. Gue dulu pemeran ibu-ibu pencabut rumput, btw. Tapi karena gue mengajukan diri untuk menjadi seksi dokumentasi di proses Alogo, akhirnya kerjaan gue tiap latihan ya shooting dan motret. Awalnya sedih, sih, soalnya gue pengen jadi prajurit gitu. Kayaknya bakal seru gitu nanti gue di atas panggung ektingnya macam Angelina Jolie atau Scarlett Johansson kalo lagi dapet peran jago berantem huahahaha. Tapi ya gue tau diri lah badan gue gak mendukung banget huhuhu.
Gak hanya opening adegan Alogo, tetep ada modifikasi adegan supaya sesuai sama tema puisinya. Tampil jam 1.00 pm jadi kami memutuskan untuk running adegan dulu sebentar supaya mantep.
Hari itu Bengsas nampilin dramatisasi puisi berjudul Tanah Air Mata karya Sutardji Calzoum Bachri, yang diawali dengan adegan openingnya Alogo. Gue dulu pemeran ibu-ibu pencabut rumput, btw. Tapi karena gue mengajukan diri untuk menjadi seksi dokumentasi di proses Alogo, akhirnya kerjaan gue tiap latihan ya shooting dan motret. Awalnya sedih, sih, soalnya gue pengen jadi prajurit gitu. Kayaknya bakal seru gitu nanti gue di atas panggung ektingnya macam Angelina Jolie atau Scarlett Johansson kalo lagi dapet peran jago berantem huahahaha. Tapi ya gue tau diri lah badan gue gak mendukung banget huhuhu.
Gak hanya opening adegan Alogo, tetep ada modifikasi adegan supaya sesuai sama tema puisinya. Tampil jam 1.00 pm jadi kami memutuskan untuk running adegan dulu sebentar supaya mantep.
Jadi ceritanya kan gue lagi latihan bareng anak-anak Bengkel Sastra Jakarta, jadi mumpung ketemu temen-temen ya gue nyobain salah satu teknik fotografi yang udah lama pengen gue bikin. Yepzzz namanya teknik levitasi. Bagi kalian yang belum tau, teknik levitasi sebenernya udah lama populernya, cuman karena gue baru punya kameranya sekarang-sekarang ini jadi gue baru nyobain gituu ekekekek.
Levitasi itu adalah salah satu trik dalam dunia fotografi, dimana fotografer dapat mengabadikan objek foto terlihat melayang tanpa alat bantu apapun. Beda loh ya, antara levitasi sama jump shoot biasa. Kalo levitasi ini si subjek atau objeknya gak keliatan lompat, tapi bener-bener kayak melayang. Nih berikut contoh-contohnya:
Levitasi itu adalah salah satu trik dalam dunia fotografi, dimana fotografer dapat mengabadikan objek foto terlihat melayang tanpa alat bantu apapun. Beda loh ya, antara levitasi sama jump shoot biasa. Kalo levitasi ini si subjek atau objeknya gak keliatan lompat, tapi bener-bener kayak melayang. Nih berikut contoh-contohnya:
[Foto diambil dari webnya Natsumi Hayashi http://yowayowacamera.com]
Beberapa minggu lalu gue dan temen-temen SMA gue merencanakan untuk dateng ke Gelar Jepang UI (GJUI) yang diselenggarakan pada tanggal 22-24 Agustus 2014, sekalian kumpul-kumpul sama teman-teman yang kuliahnya di luar kota. Dari tahun lalu gue juga penasaran sama acara ini, soalnya kayaknya seru gitu banyak Japan-stuff di bazaarnya.
Kami memilih untuk datang di hari ke-2 karena itu hari terakhir yang gratis huahahaha. Kalo di hari terakhir bayar, harga tiket masuknya Rp 15.000 dan ada bintang tamunya, namanya Yun*chi, penyanyi asal Jepang gitu. Wuuuh keren!
Janjian sama Mirra di stasiun Manggarai jam 10 pagi, sampe sana jam setengah 11-an lah yah, turun di stasiun Universitas Indonesia. Sangat mudah menemukan lokasi acaranya, karena hari itu acara dilaksanakan di Pusat Studi Jepang (PSJ) UI. Iya! Yang waktu itu gue pernah tampi buat dramatisasi puisi dan guenya fail banget gitu.
Sampai sana gue ama Mirra disambut sama para panitia penjaga tiket yang teriak-teriak bergembira pake bahasa Jepang yang gue gatau apa artinya. Mungkin "selamat datang". Tangan gue langsung dicap dan dapet koran juga kertas yang isinya rundown acara. Masuk-masuk udah berisik banget tuh sama stand buat pendaftaran lomba-lomba. Panitianya juga teriak-teriak gitu di situ. Oh iya, hari itu lombanya cuman lomba makan ramen aja. Kalo hari terakhir ada lomba makan takoyaki segala.
Ternyata di GJ ini ada 3 zona: Zona anak-anak, zona remaja, dan zona dewasa. Masing-masing dekorasinya sesuai dengan umur gitu (HAHAHA APANSIH).
Saat itu gue langsung masuk di zona remaja (ada di dalem area auditorium), di situ ada yang jualan aksesoris, baju, pokoknya segala hal yang berbau Jepang, deh! (Yaiyalah, namanya aja Gelar Jepang, bukan Gelar Jawa). Kalo di bagian luarnya ada yang jualan makanan-makanan gitu. Gak hanya makanan khas Jepang kok kayak takoyaki, okonomiyaki, sushi dan kawan-kawan. Ada semacam sosis bakar juga, terus kentang goreng yang ditaro di batang gitu gue gatau namanya apa hahaha. Tapi gue ga berminat banyak makan-makan di sini. Gue cuman tertarik sama es krimnya, terutama yang rasa green tea, per cup harganya Rp 15.000 aja. Rasanya paiiit tapi enyaaak! :9
Semua orang yang ada di sini pada punya tujuan, kecuali gue dan temen-temen gue ini. Oiya ada Disti sama Anput juga. Si Anput sih keliatannya masih ada tujuan. Dia juga suka anime-anime Jepang gitu. Dia bawa temen juga yang saat itu sedang berburu cosplayers. Gue, Mirra dan Disti tujuannya sih pengen ketemu Syifa yang kebetulan saat itu dia menjabat sebagai panitia.
Bingung di dalem banyak orang, akhirnya gue memutuskan untuk ketemu Syifa aja. Dia lagi ada di zona dewasa di lantai 2, di ruangan buat yang pengen foto-foto sambil pake baju Yukata. Seru, deh. Pas disamperin ternyata dia lagi sibuk banget jagain itu tempat. Jadi agak awkward sih pas dia keluar ruangan buat ketemu kita-kita. Soalnya bingung gitu pengen heboh tapi banyak orang. Kan malu. Wait.. apa itu malu? :p
Udah mengerti ngeliat Syifa yang sedang sibuk, akhirnya gue dan yang lain memutuskan untuk turun lagi. Mirra, Disti dan Anput kepengen beli takoyaki yang harganya Rp 15.000 sekotak (isi 4 buah). Cuman ada satu rasa, yang gurita. Gue sih ga doyan dan lebih tepatnya geli gitu liat tentakelnya hahaha. Ya namanya juga takoyaki, ya gurita lah. Tapi gue pernah nyoba yang isinya beef. Sayangnya di GJUI yang telah dilaksanakan yang ke-20 kalinya ini gak ada yang isi beef huhuhu. Namun di situ juga jual okonomiyaki yang isinya beef. Tapi harganya Rp 25.000, jadi gue lebih memilih untuk menyimpan uang gue buat yang lain huahuahahah.
Ga enak makan sambil berdiri, kami pun ke zona anak-anak yang berada di tengah-tengah, yang ada banyak taneman gitu buat duduk-duduk. Di situ ada kerajinan tangan origami gituu, tapi menurut gue biasa aja sih hehehe, gak spektakuler. Tapi entah kenapa bentuknya tetep lucu gituuu >.< Di situ juga ada kolam kecil isinya ikan kecil-kecil yang bisa kita beli, tapi ikannya nangkep sendiri gitumacam mancing mania. Gue gatau apa namanya pokoknya begitulah hehehe.
Terus gue ngeliat ada......gue gatau sih namanya cosplay atau nggak, tapi dia pake kepala kotak berwajah seperti kucing gitu, terus di bagian belakangnya tulisannya "Sedang Jomblo". Mungkin dia lagi promosiin ke orang-orang di GJ (yang kebetulan hari itu rame banget! Kata Syifa sih nyampe 10.000 orang waaaw!!) kalo dia jombz dan ingin segera mendapatkan jodoh. Doakan semoga ada yang minta kenalan...
Ke bagian sampingnya lagi, gue menemukan pohon tanabata. Pohon....gatau pohon apa tapi gue ngeliatnya kayak pohon bambu (HAHAHA) yang di ranting-rantingnya ada kertas-kertas berisikan harapan. Tapi gue bingung gitu ada yang nulis pake bahasa Korea hahaha. Tapi yasudahlah, harapan itu kan untuk siapa saja *apansih. Terus gue menemukan beberapa diorama Gundam hasil karya para peserta lomba yang sedang dipamerkan. Keren-keren looooh. Gue sih ga pernah tau Gundam itu apa tapi sering denger namanya huahehuahe.
Mirra kehausan, mau beli minum (lagi) di bagian zona remaja, tapi karena penuh banget, dia membatalkan niat membeli minum. Sumpah dah ini rame banget, bener-bener penuh padat kayak di PRJ di malam hari. Makin sore makin rame. Saran gue, sih, kalo ternyata peminat GJ sebanyak ini, lebih baik pake tempat yang lebih gede. Di Balairung, misalnya? Terus sediain kursi-kursi di setiap stand makanan, kasian orang-orang yang pengen makan harus lesehan di tempat yang tak terduga heuheuheu. Demi kenyamanan pengunjung aja, sih.
Di bagian luar, ada papan isinya kesan pengunjung yang hadir. Gue ngeliat ada yang dari Aceh wuaww tapi gatausih beneran apa nggak. Kali aja dia dari Aceh tapi emang kuliah di Depok heuheuheu.
Oiya, gue juga ketemu Malika, loh! Terus kata dia gue kurusan HAHAHAHAbullshit.
Oke deh, segitu aja.
Sukses terus buat GJUI ke depannya! Semoga bisa jadi lebih spektakulerrrrr!! :D
Eniwei, sebentar lagi ada Jiyuu Matsuri di kampus gue! Tunggu beritanya :D
Kami memilih untuk datang di hari ke-2 karena itu hari terakhir yang gratis huahahaha. Kalo di hari terakhir bayar, harga tiket masuknya Rp 15.000 dan ada bintang tamunya, namanya Yun*chi, penyanyi asal Jepang gitu. Wuuuh keren!
Janjian sama Mirra di stasiun Manggarai jam 10 pagi, sampe sana jam setengah 11-an lah yah, turun di stasiun Universitas Indonesia. Sangat mudah menemukan lokasi acaranya, karena hari itu acara dilaksanakan di Pusat Studi Jepang (PSJ) UI. Iya! Yang waktu itu gue pernah tampi buat dramatisasi puisi d
Sampai sana gue ama Mirra disambut sama para panitia penjaga tiket yang teriak-teriak bergembira pake bahasa Jepang yang gue gatau apa artinya. Mungkin "selamat datang". Tangan gue langsung dicap dan dapet koran juga kertas yang isinya rundown acara. Masuk-masuk udah berisik banget tuh sama stand buat pendaftaran lomba-lomba. Panitianya juga teriak-teriak gitu di situ. Oh iya, hari itu lombanya cuman lomba makan ramen aja. Kalo hari terakhir ada lomba makan takoyaki segala.
Tuh liat tuh ada yang pake toa segala
Saat itu gue langsung masuk di zona remaja (ada di dalem area auditorium), di situ ada yang jualan aksesoris, baju, pokoknya segala hal yang berbau Jepang, deh! (Yaiyalah, namanya aja Gelar Jepang, bukan Gelar Jawa). Kalo di bagian luarnya ada yang jualan makanan-makanan gitu. Gak hanya makanan khas Jepang kok kayak takoyaki, okonomiyaki, sushi dan kawan-kawan. Ada semacam sosis bakar juga, terus kentang goreng yang ditaro di batang gitu gue gatau namanya apa hahaha. Tapi gue ga berminat banyak makan-makan di sini. Gue cuman tertarik sama es krimnya, terutama yang rasa green tea, per cup harganya Rp 15.000 aja. Rasanya paiiit tapi enyaaak! :9
Semua orang yang ada di sini pada punya tujuan, kecuali gue dan temen-temen gue ini. Oiya ada Disti sama Anput juga. Si Anput sih keliatannya masih ada tujuan. Dia juga suka anime-anime Jepang gitu. Dia bawa temen juga yang saat itu sedang berburu cosplayers. Gue, Mirra dan Disti tujuannya sih pengen ketemu Syifa yang kebetulan saat itu dia menjabat sebagai panitia.
Bingung di dalem banyak orang, akhirnya gue memutuskan untuk ketemu Syifa aja. Dia lagi ada di zona dewasa di lantai 2, di ruangan buat yang pengen foto-foto sambil pake baju Yukata. Seru, deh. Pas disamperin ternyata dia lagi sibuk banget jagain itu tempat. Jadi agak awkward sih pas dia keluar ruangan buat ketemu kita-kita. Soalnya bingung gitu pengen heboh tapi banyak orang. Kan malu. Wait.. apa itu malu? :p
Acara-acara di zona dewasa
Udah mengerti ngeliat Syifa yang sedang sibuk, akhirnya gue dan yang lain memutuskan untuk turun lagi. Mirra, Disti dan Anput kepengen beli takoyaki yang harganya Rp 15.000 sekotak (isi 4 buah). Cuman ada satu rasa, yang gurita. Gue sih ga doyan dan lebih tepatnya geli gitu liat tentakelnya hahaha. Ya namanya juga takoyaki, ya gurita lah. Tapi gue pernah nyoba yang isinya beef. Sayangnya di GJUI yang telah dilaksanakan yang ke-20 kalinya ini gak ada yang isi beef huhuhu. Namun di situ juga jual okonomiyaki yang isinya beef. Tapi harganya Rp 25.000, jadi gue lebih memilih untuk menyimpan uang gue buat yang lain huahuahahah.
Ga enak makan sambil berdiri, kami pun ke zona anak-anak yang berada di tengah-tengah, yang ada banyak taneman gitu buat duduk-duduk. Di situ ada kerajinan tangan origami gituu, tapi menurut gue biasa aja sih hehehe, gak spektakuler. Tapi entah kenapa bentuknya tetep lucu gituuu >.< Di situ juga ada kolam kecil isinya ikan kecil-kecil yang bisa kita beli, tapi ikannya nangkep sendiri gitu
Terus gue ngeliat ada......gue gatau sih namanya cosplay atau nggak, tapi dia pake kepala kotak berwajah seperti kucing gitu, terus di bagian belakangnya tulisannya "Sedang Jomblo". Mungkin dia lagi promosiin ke orang-orang di GJ (yang kebetulan hari itu rame banget! Kata Syifa sih nyampe 10.000 orang waaaw!!) kalo dia jombz dan ingin segera mendapatkan jodoh. Doakan semoga ada yang minta kenalan...
Ke bagian sampingnya lagi, gue menemukan pohon tanabata. Pohon....gatau pohon apa tapi gue ngeliatnya kayak pohon bambu (HAHAHA) yang di ranting-rantingnya ada kertas-kertas berisikan harapan. Tapi gue bingung gitu ada yang nulis pake bahasa Korea hahaha. Tapi yasudahlah, harapan itu kan untuk siapa saja *apansih. Terus gue menemukan beberapa diorama Gundam hasil karya para peserta lomba yang sedang dipamerkan. Keren-keren looooh. Gue sih ga pernah tau Gundam itu apa tapi sering denger namanya huahehuahe.
Jadi pengen nyoba fotoin mainan tapi dibikin cerita gitu deh..
Di bagian luar, ada papan isinya kesan pengunjung yang hadir. Gue ngeliat ada yang dari Aceh wuaww tapi gatausih beneran apa nggak. Kali aja dia dari Aceh tapi emang kuliah di Depok heuheuheu.
Kenapa ada "ueek"-nya ya..
Oiya, gue juga ketemu Malika, loh! Terus kata dia gue kurusan HAHAHAHAbullshit.
Oke deh, segitu aja.
Sukses terus buat GJUI ke depannya! Semoga bisa jadi lebih spektakulerrrrr!! :D
Eniwei, sebentar lagi ada Jiyuu Matsuri di kampus gue! Tunggu beritanya :D
Eniweeh maaf ya baru ditulis lagi nih cerita lebaran gue di hari terakhir di Cirebon. Langsung aja ya gue lanjut ceritanya! :)
Masih pagi yang sama, tapi gak semriwing angin pagi kemarin. Pagi itu gue leluasa banget untuk mandi, dan bisa sarapan dengan nikmat bersama ayah dan mama. Abang gue masih asik tidur. Rencananya gue juga pengen tidur lagi tapi karena udah makan ya jangan tidur, lah, nanti perut makin gede hehehe.
Kemaren pas beli tiket bokap dapet tiketnya yang kelas eksekutif---karena yang kelas bisnis udah habis hixxx--- (each Rp 230.000) kereta Argo Jati menuju stasiun Gambir jam 12 pm. Harus datang tepat waktu supaya ga ketinggalan kereta, paginya nyokap yang ditemani oleh Oom Arif menyempatkan diri ke toko yang menjual makanan khas Cirebon. khususnya di Sindang Laut, namanya intip tahu. Apa itu intip tahu? Tahunya diintip-intip?
Intip tahu ini sejenis pepes tahu yang biasa kita lihat, hanya saja pepes yang satu ini rasanya lebih gurih dan ukurannya lebih kecil. Kata "intip" pada "intip tahu" artinya itu "kerak". Jadi bisa juga namanya "pepes kerak tahu". Makanan ini menjadi yang terfavorit bagi gue karena rasanya enak banget! Kalo pulang kampung gini pasti gue mintanya beli intip tahu hihihi. Variasinya ga hanya tahu, ada juga intip ayam, intip rajungan, intip telur rajungan, dan lain-lain. Semoga suatu saat nanti dibikin intip telur, ya! Rasanya jadi kayak kerak telor deh *yakali.
Yang bikin gue suka dari intip tahu ini, selain rasanya gurih, dimakan pake nasi hangat aja udah enak banget! Aromanya juga menggoda banget buat makan, bikin laper! Bahaya deh kalo deket-deket ginian pas lagi puasa hahaha. Tips dari gue, kalo intip tahunya gamau cepet basi ditaro di freezer, ya, supaya nanti bisa di kukus lagi. DAN, kalo mau nyobain rasa yang lebih asik, bisa digoreng dengan dilumuri kocokan telur terlebih dahulu. Rasanya enaaaak enak enak enak!
.JPG)
Nyokap beli sekotak gede berisi 36 buah harganya Rp 50.000 aja! Nyokap langsung beli banyaaak banget buat oleh-oleh di Jakarta, dan buat persediaan di rumah gue juga dong tentunya hahaha. Selama ini sih gue belum pernah ya liat orang yang jualan intip tahu di Jakarta. Jadi menurut gue, sih, intip tahu ini sangat cocok untuk oleh-oleh dari Cirebon, dan memperkenalkannya ke orang-orang di Jakarta. Wajib banget dicobain, dan tentunya dilestarikan. Karena makanan ini sepertinya kurang populer di masyarakat. Semoga ga hilang, ya, makanan khas Sindang Laut ini hihi.
Masih pagi yang sama, tapi gak semriwing angin pagi kemarin. Pagi itu gue leluasa banget untuk mandi, dan bisa sarapan dengan nikmat bersama ayah dan mama. Abang gue masih asik tidur. Rencananya gue juga pengen tidur lagi tapi karena udah makan ya jangan tidur, lah, nanti perut makin gede hehehe.
Kemaren pas beli tiket bokap dapet tiketnya yang kelas eksekutif---karena yang kelas bisnis udah habis hixxx--- (each Rp 230.000) kereta Argo Jati menuju stasiun Gambir jam 12 pm. Harus datang tepat waktu supaya ga ketinggalan kereta, paginya nyokap yang ditemani oleh Oom Arif menyempatkan diri ke toko yang menjual makanan khas Cirebon. khususnya di Sindang Laut, namanya intip tahu. Apa itu intip tahu? Tahunya diintip-intip?
Intip tahu ini sejenis pepes tahu yang biasa kita lihat, hanya saja pepes yang satu ini rasanya lebih gurih dan ukurannya lebih kecil. Kata "intip" pada "intip tahu" artinya itu "kerak". Jadi bisa juga namanya "pepes kerak tahu". Makanan ini menjadi yang terfavorit bagi gue karena rasanya enak banget! Kalo pulang kampung gini pasti gue mintanya beli intip tahu hihihi. Variasinya ga hanya tahu, ada juga intip ayam, intip rajungan, intip telur rajungan, dan lain-lain. Semoga suatu saat nanti dibikin intip telur, ya! Rasanya jadi kayak kerak telor deh *yakali.
Yang bikin gue suka dari intip tahu ini, selain rasanya gurih, dimakan pake nasi hangat aja udah enak banget! Aromanya juga menggoda banget buat makan, bikin laper! Bahaya deh kalo deket-deket ginian pas lagi puasa hahaha. Tips dari gue, kalo intip tahunya gamau cepet basi ditaro di freezer, ya, supaya nanti bisa di kukus lagi. DAN, kalo mau nyobain rasa yang lebih asik, bisa digoreng dengan dilumuri kocokan telur terlebih dahulu. Rasanya enaaaak enak enak enak!
Nyokap beli sekotak gede berisi 36 buah harganya Rp 50.000 aja! Nyokap langsung beli banyaaak banget buat oleh-oleh di Jakarta, dan buat persediaan di rumah gue juga dong tentunya hahaha. Selama ini sih gue belum pernah ya liat orang yang jualan intip tahu di Jakarta. Jadi menurut gue, sih, intip tahu ini sangat cocok untuk oleh-oleh dari Cirebon, dan memperkenalkannya ke orang-orang di Jakarta. Wajib banget dicobain, dan tentunya dilestarikan. Karena makanan ini sepertinya kurang populer di masyarakat. Semoga ga hilang, ya, makanan khas Sindang Laut ini hihi.
Subscribe to:
Posts (Atom)
